Thursday, June 5, 2014

Asbabunnuzul QS al Baqarah [2] : 143

Kecenderungan manusia ketika dihadapkan pada sesuatu yang nampak secara dzahir, dan pada sesuatu yang tidak nampak, ialah lebih tertarik pada sesuatu yang nampak. Bahkan ketika menyikapi sebuah perintah, tidak sedikit yang mencoba bermain-main dengan logika, agar perintah tersebut bisa kemudian dibahasakan, dan diterima secara mekanisme lahiriah (dzahir). Misalnya saja dalam hal perintah untuk melaksanakan shalat, dengan menghadap kiblat. Ketika kaum yahudi dan ahlul kitab bingung karena melihat Rasulullah beribadah ke arah baitullah (kiblat), padahal sebelumnya Rasulullah beribadah mengarah ke baitul maqdis. Banyak yang kebingungan pada saat itu. Tidak sedikit pula yang mempertanyakan nasib makam-makam yang telah ada sebelum adanya pengalihan kiblat, terlebih pada saat itu banyak yang terbunuh. Semua ini dikisahkan dalam sebuah hadits shahih. Hadits no. 39 dalam kitab shahih bukhari, dimana hadits ini menjadi asbabunnuzul QS al Baqarah [2] : 143. Berikut adalah haditsnya:
asbabunnuzul al baqarah ayat 143

“Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Khalid berkata, telah menceritakan kepada kami Zuhair berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq dari Al Barro` bin 'Azib bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat pertama kali datang di Madinah, singgah pada kakek-kakeknya ('Azib) atau paman-pamannya dari Kaum Anshar, dan saat itu Beliau shallallahu 'alaihi wasallam shalat menghadap Baitul Maqdis selama enam belas bulan atau tujuh belas bulan, dan Beliau sangat senang sekali kalau shalat menghadap Baitullah (Ka'bah). Shalat yang dilakukan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam pertama kali (menghadap Ka'bah) itu adalah shalat 'ashar dan orang-orang juga ikut shalat bersama Beliau. Pada suatu hari sahabat yang ikut shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pergi melewati orang-orang di Masjid lain saat mereka sedang ruku', maka dia berkata: "Aku bersaksi kepada Allah bahwa aku ikut shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadap Makkah, maka orang-orang yang sedang (ruku') tersebut berputar menghadap Baitullah dan orang-orang Yahudi dan Ahlul Kitab menjadi heran, sebab sebelumnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat menghadap Baitul Maqdis. Ketika melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menghadapkan wajahnya ke Baitullah mereka mengingkari hal ini. Berkata Zuhair Telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq dari Al Barro`, dalam haditsnya ini menerangkan tentang (hukum) seseorang yang meninggal dunia pada saat arah qiblat belum dialihkan dan juga banyak orang-orang yang terbunuh pada masa itu?, kami tidak tahu apa yang harus kami sikapi tentang mereka hingga akhirnya Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya: "Dan Allah tidaklah akan menyia-nyiakan iman kalian". (QS. Al Baqoroh: 143)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.